"Ini pengunjuk rasa senaknya saja injak taman, padahal baru kita rawat," ujar Tuti, Petugas Pemeliharaan Jalur Hijau Jalan Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Selasa (22/3).
"Saya sudah 17 tahun menjaga taman di sini, selalu saja dirusak kalau ada pengunjuk rasa, padahal kalo rusak saya dimarahi kepala dinas," tandasnya.
Hari ini ibu Tuti di dipanggil bertemu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
"Udah 17 tahun saya kerja merawat taman, tapi baru pas zaman Pak Ahok kesejahteraan kita diperhatikan," kata Tuti. "Dulu boro-boro gaji gede. Gaji naik 3 bulan aja udah syukur. Kalau sekarang kan udah sama UMR," kata Tuti.
Setelah mengobrol dengan Ahok, ibu Tuti kemudian diberi handphone yang berkamera, karena hp yang dimiliki sebelumnya tidak ada kamera. Diharapkan jika nanti ada pendemo yang menginjak taman bisa di foto dan ditindak secara hukum.
Berikut dialog antara Basuki dan Tuti di Balai Kota, Rabu pagi ini.
Tuti (T): Iya, saya juga enggak demen (suka), Pak, tamannya diinjak-injak.
Basuki (B): Ibu enggak bisa foto?
T: Enggak foto waktu itu. Saya singkirin saja, (taman) saya udah diinjek-injekin.
B: Seharusnya foto dong mereka, biar (pelaku) bisa ditangkap. Kalau ada demo, mesti difotoin ya, Bu. Ibu ada HP enggak buat foto?
T: Enggak punya, Pak. HP saya lagi lowbat kemarin. Tuti pun memperlihatkan HP-nya kepada Basuki.
B: HP-nya jelek, masih yang enggak ada kamera. Ya sudah, kasih HP, nanti dikirim, Bu. Nanti kalau ada apa-apa, Ibu fotoin ya.
T: Iya deh, Pak. Makasih ya, Pak.
B: Sudah berapa lama ibu kerja?
T: 17 tahun, Pak.
B: Ibu sudah dapat (kartu) BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan?
T: Belum, saya belum dapat.
B: Gajinya sudah UMP (upah minimum provinsi)?
T: (Gaji) sudah UMP, ATM sudah punya, tetapi belum ada BPJS.
B: BPJS itu semua PHL harus dapat. Berarti Ibu yang urus taman (Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI). Nanti kami cek lagi.
Kemudian, mereka bersalaman, dan Basuki segera masuk ke dalam ruang kerjanya.
0 komentar:
Post a Comment