"Kami jadi tidak konsentrasi mengajar karena baunya menyengat, luar biasa. Empat tahun sudah kami hadapi ini, tak tahu lagi mau mengadu ke mana," kata Kepala Sekolah Hotnida Lumbantobing, Senin (11/4/2016).
Para pedagang ikan di lingkungan SD Prabudhy tidak perduli dengan hak para murid untuk belajar dengan tenang, bahkan teguran kepala sekolah di balas dengan ancaman parang. Tidak cukup itu saja, para pedagang juga jualan hingga didepan gerbang, memaksa guru dan murid membuat pintu alternatif disamping sekolah.
"'Silakan lapor, kami tak takut. Ini sama kau!', gitulah kata pedagang itu kompak sambil menunjuk-nunjukkan parang dan pisaunya sama kami," ucap Hotnida menirukan ucapan para pedagang.
Setali tiga uang, lurah, camat, DPRD dan Wali Kota Medan, sama-sama tidak peduli tentang peran penting kondisi tenang untuk belajar. Saat di ajukan keluhan tidak pernah menanggapi dan selalu tutup mata. saat sudah ditanya wartawan tentang keluhan guru selalu memberi alasan klise khas pejabat, seolah-olah peristiwa baru saja terjadi.
"Kita cari tau dulu permasalahan. Kenapa pedagang tetap membandel. Kami akan menemui pedagang. Pemko Medan belum bisa mengambil sikap, tapi apa yang menjadi hasil dengan Asmum nanti, itulah yang menjadi kesimpulan penyelesaian masalah ini," kata Kasubag Ketenteraman dan Ketertiban Umum Pemko Medan, Mansyursyah.
0 komentar:
Post a Comment